I Time. Jakarta, 29 Oktober 2025 – Presiden Prabowo Subianto menyoroti pandangan publik yang kerap mengkritik kinerja kepolisian, seraya mengajak masyarakat memahami tugas Polri dalam menjaga ketertiban umum. Dalam pidatonya saat menyaksikan pemusnahan 214,84 ton barang bukti narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025), Presiden menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap peran aparat penegak hukum.
Dengan gaya bicara lugas, Presiden mengakui bahwa citra polisi kerap ternoda di mata publik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia. “Saya ini orangnya tidak suka basa-basi, polisi selalu dijelek-jelekkan di mana-mana seluruh dunia. Memang polisi ini tugasnya menertibkan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tugas kepolisian untuk menegakkan aturan sering kali tidak dipahami, sehingga memicu persepsi negatif.
Menggambarkan pengalaman pribadinya, Presiden berbagi cerita saat masih muda pernah melanggar aturan lalu lintas. “Saya juga waktu muda dulu kalau lampu merah, ada polisi nggak, jeung (menerobos lalu lintas), saya ngaku salah. Polisi itu tugasnya menertibkan, kita salah tapi kita dongkol,” kenangnya. Ia menegaskan bahwa kesalahan individu harus disikapi dengan kesadaran diri, bukan kebencian terhadap aparat.
Lebih lanjut, Presiden mengingatkan pentingnya kedisiplinan yang lahir dari kesadaran, bukan sekadar karena pengawasan petugas. “Macam ada polisi, kok ngumpet di gelap-gelap. Berarti kau hanya mau tertib kalau kau dilihat, nah ini gak benar,” tegasnya. Menurutnya, sikap disiplin sejati mencerminkan karakter masyarakat yang bertanggung jawab.
Presiden juga menyinggung adanya oknum di dalam institusi kepolisian yang melakukan pelanggaran. Namun, ia menolak pandangan bahwa tindakan individu mewakili kegagalan institusi secara keseluruhan. “Pastilah dalam korps ratusan ribu ada yang tidak benar. Saya mantan panglima, saya tahu anak buah saya ada yang nakal, ya sudah itu tugas kita,” ungkapnya, seraya menegaskan bahwa Polri dan TNI memiliki komitmen kuat untuk menindak anggota yang melanggar disiplin.
Acara pemusnahan barang bukti narkoba ini juga dihadiri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang menyampaikan apresiasi atas kehadiran Presiden. “Tentunya suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami semua jajaran institusi Polri di tengah padatnya tugas-tugas kenegaraan, Bapak Presiden RI berkenan hadir. Ini tentunya memberikan semangat bagi kami semua untuk senantiasa mewujudkan Indonesia emas bebas dari narkoba,” ujar Kapolri.
Dalam kurun waktu Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri mencatat keberhasilan mengungkap 49.306 kasus narkoba dengan 65.572 tersangka di seluruh Indonesia. Sebanyak 214,84 ton narkotika berbagai jenis dimusnahkan sebagai bagian dari upaya pemberantasan peredaran narkoba. Keberhasilan ini, menurut Kapolri, menjadi bukti komitmen Polri dalam mendukung visi Indonesia bebas narkoba.
Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan pesan bahwa kerja sama antara masyarakat dan aparat penegak hukum sangat penting untuk menciptakan ketertiban dan keamanan. Ia mengajak publik untuk tidak hanya melihat kekurangan, tetapi juga mengapresiasi upaya Polri dalam menjalankan tugasnya di tengah tantangan yang kompleks.
Pewarta : Yanto

