I Time. Jakarta – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengumumkan bahwa otoritas Takhta Suci Vatikan akan kembali berkunjung ke Indonesia pada Desember 2025. Kunjungan ini bertujuan menindaklanjuti Deklarasi Istiqlal, sebuah dokumen bersejarah yang ditandatangani mendiang Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pada September 2024 di Jakarta. Deklarasi tersebut menjadi tonggak penting dalam merespons krisis global, khususnya dehumanisasi dan perubahan iklim, dengan menekankan peran nilai-nilai agama sebagai solusi.
Dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (30/10/2025), Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa Vatikan menilai Deklarasi Istiqlal sebagai dokumen yang konkret dan terukur. “Kami telah mengadakan pertemuan intensif dengan pihak Roma. Mereka ingin memperdalam kerja sama melalui tindak lanjut yang terfokus pada tiga isu utama: dehumanisasi, situasi pascaperang, dan penyelamatan lingkungan hidup,” ujarnya. Ketiga isu ini, menurutnya, saling berkaitan erat dengan kesejahteraan dan keberlangsungan hidup umat manusia.

Pertemuan Desember mendatang akan difokuskan pada penyusunan program bersama antara Indonesia dan Vatikan. Program tersebut mencakup pendidikan lintas agama, penguatan nilai-nilai kemanusiaan, serta advokasi untuk lingkungan hidup yang berkelanjutan. “Kami ingin kerja sama ini tidak sekadar simbolik, tetapi menghasilkan langkah-langkah nyata. Indonesia dan Vatikan memiliki visi yang sama untuk memajukan perdamaian, toleransi, dan keadilan sosial,” tegas Nasaruddin.
Selain memperkuat hubungan bilateral, kunjungan ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam forum lintas agama global. Nasaruddin menegaskan bahwa banyak pemimpin agama dunia melihat Indonesia sebagai model dalam pengelolaan keragaman. “Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Ini menjadi modal besar untuk memimpin inisiatif perdamaian global,” katanya.
Pernyataan ini disampaikan usai Nasaruddin menghadiri Forum Internasional untuk Perdamaian “Daring Peace” di Vatikan, Roma. Dalam forum tersebut, ia bertemu Paus Leo XIV dan sejumlah tokoh agama dunia untuk mendiskusikan langkah lanjutan Deklarasi Istiqlal. Dokumen ini, yang lahir dari kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, menegaskan bahwa agama dapat menjadi sumber solusi atas tantangan global seperti ketimpangan sosial, perubahan iklim, dan hilangnya nilai kemanusiaan.
Baca juga : KPK Periksa Anggota DPR RI Rajiv di Cirebon Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR BI dan OJK
Deklarasi Istiqlal sendiri telah mendapat perhatian luas karena pendekatannya yang aplikatif. Vatikan, menurut Nasaruddin, memandang dokumen ini sebagai landasan strategis untuk kolaborasi global dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan lingkungan. “Pihak Vatikan sangat antusias. Mereka melihat Deklarasi Istiqlal sebagai cetak biru untuk aksi bersama yang relevan dengan tantangan zaman,” ungkapnya.
Ke depan, Indonesia berpeluang menjadi pusat dialog lintas agama dunia. Dengan pengalaman panjang dalam menjaga pluralisme dan toleransi, Indonesia diharapkan dapat memimpin inisiatif perdamaian yang tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga global. Langkah ini sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam diplomasi agama dan kemanusiaan di panggung internasional.
Kunjungan Vatikan pada Desember 2025 menjadi momentum untuk mewujudkan komitmen bersama tersebut, sekaligus memperkuat pesan bahwa keragaman agama adalah kekuatan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan lestari.
Pewarta : Vie


1 thought on “Indonesia dan Vatikan Perkuat Kolaborasi Global melalui Tindak Lanjut Deklarasi Istiqlal”