Magelang, 31 oktober 2025 iTime.id Candi Borobudur, mahakarya peninggalan Dinasti Syailendra yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, kembali menjadi sorotan dunia. Selain sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia, candi Buddha terbesar di dunia ini kini semakin diperkuat perannya sebagai pusat spiritual, kebudayaan, dan riset arkeologi internasional.
Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 ini telah diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia sejak 1991. Keindahan arsitektur batu andesit dengan 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha menjadikannya ikon kebanggaan bangsa. Relief-relief di dindingnya menggambarkan ajaran moral, perjalanan hidup Siddhartha Gautama, serta potret kehidupan masyarakat Nusantara pada masa lampau.
Dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan kawasan Borobudur terus ditingkatkan. Pemerintah melalui Balai Konservasi Borobudur (BKB) bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) melakukan langkah konservasi berkelanjutan untuk menjaga keaslian struktur batu, sekaligus menata kawasan wisata agar ramah lingkungan dan berorientasi pada pelestarian budaya.
“Candi Borobudur bukan hanya tempat wisata, tapi juga ruang pembelajaran tentang harmoni manusia, alam, dan spiritualitas,” ujar Kepala BKB, dalam keterangan resminya.
Selain wisata religi dan budaya, kawasan Borobudur kini dikembangkan sebagai destinasi super prioritas. Beragam kegiatan seperti Borobudur Marathon, Festival Vesak, dan Festival Musik Borobudur berhasil menarik ribuan pengunjung lokal maupun mancanegara setiap tahunnya.
Bahkan, sejumlah peneliti dari Jepang, Thailand, dan Eropa kerap datang untuk mempelajari teknik arsitektur serta sistem drainase kuno Borobudur yang dianggap canggih untuk ukuran masa itu.
Melalui perpaduan antara pelestarian, riset, dan promosi wisata berkelanjutan, Borobudur terus menegaskan dirinya sebagai simbol kebesaran peradaban Nusantara dan jendela dunia untuk mengenal Indonesia lebih dekat.
Reina

