iTime.id,30 Oktober 2025 Perubahan fenomena alam yang semakin tak menentu kini mulai dirasakan di berbagai daerah di Indonesia. Cuaca ekstrem yang datang tanpa bisa diprediksi — panas terik di pagi hari, hujan deras di siang bolong, hingga angin kencang di malam hari — membuat masyarakat resah dan khawatir.
Menurut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini merupakan dampak nyata dari perubahan iklim global. Pemanasan suhu bumi yang terus meningkat akibat emisi gas rumah kaca telah mengganggu keseimbangan cuaca di berbagai wilayah.
“Pergeseran musim kini bisa maju atau mundur hingga satu hingga dua bulan. Bahkan curah hujan ekstrem dan suhu panas tinggi bisa terjadi bersamaan dalam waktu singkat,” ujar salah satu peneliti BMKG, Kamis (30/10/2025).
Di Jawa Tengah, fenomena alam yang berubah cepat ini mulai terasa. Sejumlah petani di wilayah Salatiga, Boyolali, dan Semarang mengaku kesulitan menentukan masa tanam karena curah hujan yang tidak menentu.
“Saya bingung sekarang. Baru tanam padi, tiba-tiba hujan besar lalu panas panjang. Tanaman jadi rusak,” ungkap Sutrisno, seorang petani di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, saat ditemui tim iTime.id.
Sementara di wilayah selatan, angin kencang dan hujan deras beberapa kali menyebabkan pohon tumbang dan merusak rumah warga. Tak sedikit nelayan di daerah pesisir enggan melaut karena ombak tinggi yang muncul tiba-tiba.
Ahli lingkungan dari Universitas Diponegoro, Dr. Rini Wardani, menyebut bahwa fenomena ini merupakan “peringatan keras dari alam”. Ia menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga bumi melalui langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, dan menghemat energi.
“Perubahan alam ini bukan kebetulan. Ini akibat ulah manusia yang abai terhadap lingkungan. Kita harus bergerak bersama agar tidak semakin parah,” ujarnya.
Fenomena alam yang berubah-ubah menjadi sinyal bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. Bila tidak ada tindakan nyata, dampak yang lebih besar bisa mengancam ketahanan pangan, ekonomi, hingga kesehatan masyarakat di masa depan.
Kini, menjaga keseimbangan alam bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban bersama agar bumi tetap lestari bagi generasi mendatang.

