
iTime.id 31 Oktober 2025. Di tengah gempuran budaya modern, adat pernikahan Jawa tetap menjadi kebanggaan dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Keindahan tata upacara, makna simbolis, serta busana pengantin yang sarat filosofi menjadikan adat pengantin Jawa—terutama gaya Solo dan Yogyakarta—tetap lestari dan digemari hingga kini.
Setiap tahapan dalam pernikahan adat Jawa mengandung nilai-nilai luhur kehidupan. Mulai dari siraman, midodareni, ijab qabul, panggih, hingga sungkeman, semuanya memiliki makna mendalam tentang kesucian, penghormatan, dan kesiapan membangun rumah tangga.
Prosesi siraman menjadi lambang penyucian diri, baik lahir maupun batin, sebelum memasuki kehidupan baru. Malam midodareni dipercaya sebagai saat turunnya para bidadari untuk memberkahi calon pengantin wanita.
Sementara pada upacara panggih, yang menjadi inti dari pernikahan adat Jawa, terdapat rangkaian simbolik seperti balangan gantal (lempar sirih), wijikan (mencuci kaki suami oleh istri), dan kacar-kucur (suami menyerahkan nafkah) yang mencerminkan kesetiaan, tanggung jawab, dan kerukunan rumah tangga.
Adat pengantin gaya Solo dikenal dengan kesan halus, anggun, dan penuh kesopanan, di mana pengantin wanita mengenakan paes ageng kanigaran dan kebaya khas dengan sentuhan warna cokelat atau emas. Sementara gaya Yogyakarta lebih menonjolkan kemegahan dan wibawa, ditandai dengan penggunaan paes ageng Yogya serta busana dodot bangun tulak yang megah dan sakral.
Menurut Budayawan Jawa, Ki Seno Wibowo, adat pengantin Jawa bukan sekadar seremonial, tetapi sarat makna filosofi kehidupan.
“Dari prosesi hingga busana, semua mengajarkan nilai-nilai luhur: menghormati orang tua, menjaga keharmonisan, serta memaknai cinta dan tanggung jawab dalam rumah tangga,” ujarnya.
Menariknya, tren pernikahan adat Jawa kini kembali diminati kalangan muda. Banyak pasangan memilih menggabungkan unsur tradisional dengan sentuhan modern, tanpa meninggalkan makna budaya yang asli.
Busana seperti beskap, blangkon, kebaya, dan sanggul paes ageng kini sering dipadukan dengan dekorasi modern yang tetap menonjolkan nuansa klasik.
Pemerhati budaya menilai, meningkatnya minat terhadap adat pengantin Jawa merupakan pertanda positif bahwa generasi muda mulai kembali mencintai warisan leluhur.
“Melestarikan adat bukan hanya menjaga tradisi, tapi juga menjaga jati diri bangsa,” tambah Ki Seno.
Dengan keanggunan, filosofi mendalam, dan daya tarik visual yang kuat, adat pengantin Jawa gaya Solo dan Yogyakarta terus menjadi inspirasi dan kebanggaan budaya Nusantara.
Reina
