
itime.id – 1 November 2025 .Nusa Tenggara Timur.
Warga Desa Wae Lolos, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, digemparkan oleh penemuan sebuah lubang besar misterius yang diduga memiliki kedalaman puluhan meter. Fenomena aneh ini bahkan disebut-sebut warga menyerupai “dunia lain” karena cahaya dan kabut tipis yang terlihat di dalamnya.
0
Lubang tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petani bernama Yustinus Dalu, saat hendak membersihkan kebun miliknya di lereng perbukitan. Saat melangkah, ia terkejut melihat tanah yang ambles membentuk lubang raksasa berdiameter sekitar 6 meter.
“Awalnya saya kira tanahnya cuma retak, tapi setelah mendekat, di dalamnya seperti ada kabut dan cahaya redup. Waktu dilempar batu, suaranya lama banget baru terdengar jatuh,” ujar Yustinus.
Fenomena ini segera menyita perhatian warga sekitar. Tak sedikit yang mengaitkan kemunculan lubang itu dengan hal-hal mistis. Beberapa bahkan percaya, lubang tersebut adalah “pintu alam lain” yang menyambungkan dunia manusia dengan dunia gaib.
Namun, pihak BPBD Manggarai Barat bersama tim geologi dari Kupang telah menurunkan petugas untuk meninjau lokasi. Dugaan awal menyebut, lubang itu kemungkinan besar terbentuk akibat runtuhan lapisan batu kapur di bawah tanah yang tergerus air hujan selama musim penghujan.
“Fenomena ini masih kami teliti. Sementara, area sudah kami pasangi garis pembatas agar warga tidak mendekat karena berisiko longsor susulan,” kata Kepala BPBD Manggarai Barat, Yosep Naru.
Meski begitu, rasa penasaran warga belum surut. Sejumlah pemuda bahkan sempat memotret dan merekam lubang tersebut di malam hari. Hasil rekamannya menampilkan pantulan cahaya kehijauan di bagian dasar lubang, menambah kesan misterius yang membuat banyak orang merinding.
Pemerintah daerah mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak mempercayai isu-isu berbau mistis sebelum hasil penelitian ilmiah diumumkan.
Lubang raksasa ini kini menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan banyak warganet menamainya sebagai “Portal Labuan Bajo”.
Reina
