itime.id ,1 November 2025.
Warga di beberapa wilayah Indonesia dibuat heboh dengan munculnya fenomena tak biasa — gumpalan awan hitam pekat yang tampak jatuh dari langit. Kejadian ini sempat viral di media sosial, menimbulkan berbagai spekulasi mulai dari tanda bencana hingga peristiwa gaib. Namun, benarkah “awan hitam jatuh” itu benar-benar fenomena alam?

Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di sejumlah daerah pada akhir Oktober 2025. Dalam beberapa video yang beredar, tampak gumpalan berwarna gelap turun perlahan dari langit, menyerupai asap atau kabut tebal. Warga yang melihat langsung mengaku heran dan cemas.
“Awalnya seperti awan biasa, tapi lama-lama turun dan membentuk seperti bola asap besar. Warnanya hitam pekat,” ungkap seorang warga yang merekam kejadian di daerah Jawa Tengah.
Menanggapi viralnya fenomena ini, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memberikan klarifikasi. Menurut para ahli, awan tidak bisa ‘jatuh’ secara fisik, karena awan terbentuk dari kumpulan uap air yang mengembun di udara. Fenomena yang terlihat seperti awan jatuh kemungkinan besar adalah pusaran angin lembut (microburst), kabut asap, atau debu vulkanik yang terbawa arus udara dingin ke bawah.
“Itu bukan awan yang jatuh, melainkan partikel debu atau kondensasi uap air yang terbawa arus angin ke permukaan. Secara ilmiah, awan tidak memiliki massa padat yang bisa jatuh seperti benda,” jelas seorang ahli cuaca BMKG.
Selain faktor alam, beberapa pakar lingkungan juga menilai kemunculan awan hitam tebal bisa dipicu oleh polusi udara. Aktivitas industri dan pembakaran terbuka dapat menciptakan gumpalan asap pekat yang tampak menyerupai awan, terutama saat kondisi udara lembap.
Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak panik dan tidak mudah percaya dengan isu mistis atau kabar menyesatkan di media sosial. Fenomena langit memang sering kali menimbulkan rasa takjub, namun penting untuk memahami penjelasan ilmiahnya agar tidak timbul kepanikan.
Dengan klarifikasi dari para ahli, fenomena “awan hitam jatuh dari langit” dipastikan bukan pertanda bencana, melainkan hasil dari kombinasi faktor cuaca dan kondisi atmosfer tertentu.
Editor: Reina
