
iTime.id – Sleman, Yogyakarta. 2 November 2025.
Candi Prambanan, mahakarya arsitektur Hindu terbesar di Indonesia, berdiri gagah di antara perbatasan Sleman dan Klaten. Keindahan serta kemegahannya menjadikan candi ini bukan sekadar situs bersejarah, melainkan juga simbol kejayaan Nusantara yang tak lekang dimakan waktu.
Secara historis, Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Rakai Pikatan, raja dari Wangsa Sanjaya, sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Siwa Mahadewa. Kompleks candi ini terdiri dari lebih dari 200 bangunan, dengan candi utama menjulang setinggi 47 meter, dikelilingi candi-candi kecil yang tertata rapi menggambarkan tatanan kosmos dalam kepercayaan Hindu.
Namun di balik sejarah agung itu, tersimpan pula legenda yang dikenal luas oleh masyarakat Jawa, yakni kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Alkisah, Bandung Bondowoso berusaha membangun seribu candi dalam semalam demi meminang Roro Jonggrang. Karena tipu daya sang putri, Bandung yang marah mengutuknya menjadi batu — dan dipercaya, Roro Jonggrang itulah yang menjelma menjadi arca di dalam candi utama Prambanan.
“Candi Prambanan merupakan bukti luar biasa dari kemajuan teknologi dan seni bangun pada masa Mataram Kuno. Ia bukan sekadar tempat pemujaan, tetapi juga karya arsitektur yang sarat filosofi dan estetika,” ujar Dr. R. Suryono, sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM),
Selama berabad-abad, candi megah ini sempat tertimbun akibat gempa dan letusan gunung berapi. Baru pada awal abad ke-19, arkeolog Belanda menemukan kembali reruntuhannya dan memulai proses pemugaran panjang. Kini, Candi Prambanan telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia sejak tahun 1991.
Arkeolog Ni Made Arini, dari Balai Pelestarian Kebudayaan Yogyakarta, menambahkan,
“Pemugaran Prambanan adalah wujud penghormatan terhadap karya nenek moyang. Melalui pelestarian, kita belajar bahwa peradaban Nusantara memiliki akar spiritual dan intelektual yang kuat.”
Hingga kini, Prambanan tak hanya menjadi destinasi wisata bersejarah, tetapi juga pusat kegiatan budaya dan spiritual. Pagelaran Sendratari Ramayana yang rutin diadakan setiap tahun di pelataran candi menjadi daya tarik tersendiri, memadukan legenda, tari, dan musik dengan latar kemegahan candi yang bercahaya di malam hari.
Dengan segala sejarah, legenda, dan pesonanya, Candi Prambanan tetap menjadi saksi abadi kejayaan budaya Jawa yang tak lekang oleh zaman — sebuah pengingat bahwa warisan leluhur adalah kebanggaan yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa.
Reina
