ITime.id – Salatiga 8 Nivember 2025 Di tengah pesatnya perkembangan dunia pertanian, petani Indonesia kini mulai melirik komoditas buah tropis yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan pasar luas. Salah satunya adalah jambu air hitam dan hijau, dua varietas unik yang menawarkan rasa manis segar, tampilan menarik, serta peluang bisnis yang menjanjikan di dalam maupun luar negeri.

Jambu air hitam dikenal dengan warna kulitnya yang gelap keunguan, nyaris hitam, dengan daging buah renyah dan kadar air tinggi. Rasanya manis dan segar, menjadikannya buah eksklusif yang diminati oleh pasar modern.
Sementara itu, jambu air hijau menonjol karena ukuran buahnya besar, kulit berwarna hijau muda mengilap, dan rasa manisnya stabil meski ditanam di dataran rendah. Keduanya kini menjadi andalan baru bagi petani buah yang mencari komoditas berdaya saing tinggi.
Beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur kini mulai dikenal sebagai sentra penghasil jambu air hitam dan hijau. Di Jawa Tengah, wilayah Salatiga, Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Grobogan menjadi penggerak awal budidaya varietas hijau.
Sedangkan di Jawa Timur, Blitar, Kediri, dan Malang mulai menonjol dengan produksi jambu air hitam yang melimpah.
Menurut Sutrisno (47), petani jambu air asal Argomulyo, Kota Salatiga, satu pohon jambu air hijau mampu menghasilkan hingga 40 kilogram buah dalam satu musim panen.
“Permintaan dari pembeli lokal dan luar daerah semakin tinggi. Banyak pedagang dari Semarang dan Solo yang datang langsung ke kebun. Jambu air hitam bahkan dipesan untuk kebutuhan hotel dan toko buah besar,” ujarnya saat ditemui tim iTime.id.
Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, Ir. Endah Purwaningrum, M.Si, mengatakan bahwa jambu air hitam dan hijau memiliki prospek yang cerah dalam pengembangan agribisnis daerah.
“Budidaya jambu air sangat cocok dengan kondisi iklim dan tanah di Jawa Tengah. Selain mudah dirawat, varietas ini punya nilai jual tinggi. Kami mendorong petani untuk melakukan penanaman secara berkelompok agar hasilnya bisa terdistribusi lebih luas,” jelasnya.
Endah juga menambahkan, pihak dinas tengah menyiapkan program pendampingan bagi kelompok tani yang tertarik menanam jambu air unggulan.
“Kami sedang mengembangkan pelatihan pembibitan, teknik pemangkasan, serta sistem irigasi tetes agar produktivitas tanaman meningkat dan kualitas buah tetap terjaga,” imbuhnya.
Dengan harga jual yang stabil di kisaran Rp15.000 hingga Rp25.000 per kilogram, petani bisa meraup keuntungan jutaan rupiah per pohon per musim. Selain itu, kebutuhan pasar terhadap buah lokal terus meningkat seiring kampanye konsumsi produk pertanian dalam negeri.
Pasar ekspor juga mulai terbuka. Beberapa pengepul buah dari Malaysia dan Singapura sudah menghubungi kelompok tani di Blitar dan Semarang untuk kerja sama jangka panjang. Ini menjadi sinyal kuat bahwa jambu air Indonesia berpotensi menembus pasar Asia Tenggara.
Selain keuntungan ekonomi, jambu air juga dikenal sebagai tanaman yang ramah lingkungan. Tanaman ini tidak membutuhkan banyak pestisida, dapat tumbuh di lahan marginal, dan sangat adaptif terhadap perubahan iklim tropis.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong pertanian berkelanjutan dan organik, yang tidak hanya menguntungkan petani tetapi juga menjaga ekosistem alam sekitar.
Melihat potensi besar dari segi pasar, keuntungan, dan kelestarian lingkungan, budidaya jambu air hitam dan hijau layak dijadikan alternatif unggulan bagi petani di berbagai daerah. Dukungan dari pemerintah daerah, kelompok tani, serta akses ke pasar digital akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan komoditas buah tropis ini.
Dengan semangat inovasi dan kerja sama lintas sektor, bukan tidak mungkin jambu air hitam dan hijau akan menjadi ikon buah unggulan Indonesia di masa depan — membanggakan petani lokal sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar buah tropis dunia.
Reina
