
ITime.id – 9November 2025. Di balik sejarah panjang penyebaran Islam di Tanah Sunda, tersimpan kisah menarik tentang Nyai Larasantang, sosok perempuan mulia yang dikenal karena kecantikan, kesabaran, dan keteguhan imannya. Namanya mungkin jarang disebut di buku pelajaran, namun legenda tentang dirinya hidup turun-temurun di berbagai daerah Jawa Barat, terutama di wilayah Cirebon.

Menurut cerita rakyat, Nyai Larasantang adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja besar dari Kerajaan Pajajaran. Ia dikenal sebagai perempuan yang lembut hati, namun memiliki semangat kuat dalam mencari kebenaran. Sejak kecil, Larasantang tumbuh di lingkungan kerajaan yang menganut kepercayaan lama Sunda Wiwitan. Namun, hatinya selalu merasa ada kekosongan batin yang tak bisa diisi oleh kemewahan istana.
Kisahnya berubah ketika ia bertemu dengan seorang ulama dari Timur Tengah yang sedang berdakwah di tanah Jawa. Dari pertemuan itu, Larasantang mulai mengenal ajaran Islam dan merasa menemukan kedamaian sejati. Setelah melalui pergulatan batin dan perdebatan panjang dengan keluarganya, akhirnya ia memeluk agama Islam, meski keputusan itu membuatnya harus meninggalkan istana Pajajaran.

Bersama saudaranya, Raden Kian Santang, ia berlayar ke Tanah Suci untuk memperdalam ilmu agama. Di sana, Larasantang dikenal dengan nama Syarifah Mudaim, dan menikah dengan Sayyid Usman, seorang keturunan Arab yang masih memiliki garis keturunan Rasulullah SAW. Dari pernikahan inilah kemudian lahir generasi ulama besar di Cirebon dan sekitarnya.
Setelah kembali ke tanah Jawa, Nyai Larasantang tidak lagi hidup di istana megah. Ia memilih hidup sederhana, berdakwah dengan kelembutan dan kasih sayang. Ia mengajarkan nilai-nilai Islam, terutama kepada kaum perempuan, agar menjadi sosok berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.
Hingga kini, nama Nyai Larasantang dihormati sebagai simbol perempuan tangguh dalam sejarah Islam di Nusantara. Beberapa masyarakat Cirebon bahkan meyakini makamnya berada di daerah Gunung Jati, berdekatan dengan makam Sunan Gunung Jati, yang masih satu garis keturunan dengannya.
Kisah Nyai Larasantang bukan sekadar legenda lama, melainkan teladan tentang keberanian perempuan Sunda yang berani mencari dan memperjuangkan kebenaran meski harus berhadapan dengan adat, kekuasaan, dan keluarganya sendiri. Ia membuktikan bahwa kelembutan perempuan bisa menjadi kekuatan besar dalam membawa perubahan.
Melalui kisahnya, masyarakat Sunda diajak untuk mengenang akar sejarah spiritual mereka — bahwa penyebaran Islam di tanah Jawa tidak hanya dilakukan oleh para wali laki-laki, tetapi juga melalui peran besar seorang perempuan berhati suci bernama Nyai Larasantang.
Reina
