
ITime.id –9 November 2025 Penyakit sifilis, yang dikenal juga dengan sebutan raja singa, bukan hanya menimbulkan gejala serius pada saat infeksi aktif, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang berbahaya, terutama bagi wanita yang pernah mengalaminya. Para ahli kesehatan mengingatkan agar wanita yang pernah terinfeksi sifilis tetap waspada dan rutin melakukan pemeriksaan medis meski merasa sudah sembuh.
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh — mulai dari kulit, saraf, jantung, hingga organ reproduksi. Pada wanita, dampak sifilis bisa lebih parah karena dapat memengaruhi sistem reproduksi dan kehamilan.
“Wanita yang pernah terkena sifilis berisiko mengalami komplikasi serius, seperti kemandulan, keguguran berulang, hingga infeksi pada janin saat hamil,” jelas dr. Lestari, SpKK, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin.
Jika tidak diobati dengan benar atau kambuh kembali, bakteri penyebab sifilis dapat tetap bertahan di tubuh dalam kondisi laten. Tahap ini bisa berlangsung bertahun-tahun tanpa gejala, namun diam-diam merusak organ dalam seperti jantung dan otak.
Selain itu, wanita yang memiliki riwayat sifilis juga lebih rentan tertular penyakit menular seksual lainnya, seperti HIV/AIDS. Hal ini disebabkan luka pada alat kelamin yang ditimbulkan oleh sifilis bisa menjadi pintu masuk virus lain.
Para dokter menegaskan pentingnya pemeriksaan rutin dan edukasi kesehatan reproduksi, khususnya bagi wanita yang pernah memiliki riwayat infeksi menular seksual. Pemeriksaan darah secara berkala dapat membantu mendeteksi kemungkinan infeksi ulang atau komplikasi yang tidak terdeteksi sebelumnya.
“Yang terpenting adalah tidak malu untuk berkonsultasi. Penyakit seperti sifilis bukan aib, tetapi harus ditangani dengan kesadaran dan tanggung jawab agar tidak menular ke pasangan atau anak,” tambah dr. Lestari.
Dengan meningkatnya kesadaran dan edukasi tentang kesehatan seksual, diharapkan para wanita dapat lebih peduli terhadap kesehatannya sendiri. Pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang tepat adalah kunci untuk terhindar dari bahaya laten penyakit raja singa.
Reina
