
ITime.id – 10 November 2025 .
Di balik hamparan sawah hijau dan bulir padi yang menguning di nusantara, tersimpan kisah legendaris tentang sosok suci bernama Dewi Sri, sang lambang kemakmuran dan kesuburan bumi. Cerita turun-temurun ini hidup di tengah masyarakat Jawa, Bali, dan Sunda, menjadi warisan spiritual yang tak pernah pudar oleh zaman.
Menurut legenda, Dewi Sri lahir dari air mata kesedihan dan cinta, yang jatuh ke bumi dari langit. Dari tetesan air mata itulah muncul kehidupan baru, tumbuh subur menjadi tanaman yang memberi manfaat bagi manusia. Salah satunya adalah padi, sumber utama kehidupan masyarakat agraris Indonesia.
Dikisahkan pula, setelah wafatnya Dewi Sri, tubuhnya menjelma menjadi berbagai tanaman pangan yang menandakan keberkahan. Rambutnya menjadi padi, jari-jarinya berubah menjadi jagung dan ubi, sementara bagian tubuh lainnya menjadi buah-buahan dan rempah yang hingga kini dikenal sebagai sumber kemakmuran.
Bagi masyarakat pedesaan, Dewi Sri bukan hanya sosok mitologi, tetapi juga simbol rasa syukur dan penghormatan terhadap alam. Upacara seperti “Sedekah Bumi” dan “Nyadran” sering kali dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada beliau dan alam yang memberikan kehidupan.
Makna dari legenda ini begitu dalam — bahwa kesejahteraan manusia bergantung pada keselarasan dengan alam dan rasa hormat terhadap sumber kehidupan. Nilai-nilai itu yang hingga kini terus dijaga dalam tradisi masyarakat Jawa.
Legenda Dewi Sri tidak sekadar kisah kuno, melainkan cermin budaya yang menuntun manusia agar tidak lupa daratan, menjaga bumi, dan mensyukuri hasilnya. Dari air mata lahir kehidupan — dari pengorbanan tumbuh kemakmuran.
Penulis: Tim Redaksi iTime.id
Editor: Reina Salatiga
