
iTime.id – Nasional, 1 November 2025
Harga cabai rawit kembali menjadi sorotan publik. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas pedas ini mengalami lonjakan tajam di berbagai pasar tradisional. Di sejumlah daerah, harga cabai rawit merah bahkan menembus Rp 100 ribu per kilogram, naik signifikan dari harga sebelumnya yang berkisar Rp 60–70 ribu.
Kenaikan ini dikeluhkan para ibu rumah tangga dan pedagang kecil. “Biasanya saya beli setengah kilo cukup untuk seminggu, sekarang terpaksa beli seperempat karena mahal sekali,” ujar Siti, warga Salatiga, saat ditemui di Pasar Raya, Jumat (1/11).
Menurut para pedagang, kenaikan harga cabai disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari petani akibat cuaca ekstrem dan gagal panen di beberapa sentra produksi, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain itu, biaya distribusi yang meningkat juga turut memperparah kondisi harga di tingkat pengecer.
“Pasokan dari petani menurun, panen banyak yang busuk karena hujan. Mau tidak mau kami naikkan harga,” jelas Wawan, salah satu pedagang cabai di Pasar Peterongan, Semarang.
Pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan setempat mengaku telah memantau perkembangan harga dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok. Langkah operasi pasar dan distribusi pasokan dari daerah surplus tengah dipersiapkan.
Kenaikan harga cabai rawit ini bukan hanya berdampak pada rumah tangga, tetapi juga pada pelaku usaha kuliner. Banyak penjual makanan pedas yang mulai mengurangi porsi sambal agar tidak merugi.
Dengan tren harga yang terus naik, masyarakat berharap ada langkah cepat dari pemerintah untuk menstabilkan harga agar “si kecil yang pedas” ini tidak lagi membuat dapur panas karena biaya tinggi.
Reina
