
iTime.id –1 November 2025. Beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia masih menjadi sorotan utama dalam dinamika ekonomi nasional. Di berbagai daerah, harga beras saat ini menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan, seiring dengan perbedaan kualitas serta biaya produksi yang terus meningkat.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga beras medium berkisar antara Rp13.000 hingga Rp15.000 per kilogram, sedangkan beras premium dijual di kisaran Rp16.000 hingga Rp18.500 per kilogram. Kenaikan harga ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari cuaca yang tidak menentu, biaya pupuk dan distribusi yang naik, hingga ketersediaan stok di gudang Bulog yang terbatas di beberapa wilayah.
Meski begitu, kualitas beras lokal Indonesia tetap mendapat apresiasi tinggi. Sejumlah daerah seperti Cianjur, Karawang, Demak, dan Sragen masih dikenal sebagai penghasil beras unggulan dengan tekstur pulen dan aroma khas. Bahkan, beberapa varietas lokal kini mampu bersaing dengan beras impor seperti dari Vietnam dan Thailand.
Namun, di sisi lain, petani mengeluhkan rendahnya harga gabah di tingkat produksi yang tidak sebanding dengan biaya tanam dan perawatan. Hal ini memunculkan tantangan baru bagi pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara harga jual yang wajar bagi konsumen dan keuntungan yang layak bagi petani.
Pemerintah sendiri terus melakukan berbagai upaya, termasuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta penyaluran beras melalui bantuan pangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Langkah ini diharapkan dapat menekan lonjakan harga sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Dengan jumlah konsumsi beras nasional yang mencapai lebih dari 30 juta ton per tahun, Indonesia dihadapkan pada tugas besar untuk memastikan ketersediaan, kualitas, dan harga beras tetap terkendali. Keberlanjutan sektor pertanian, inovasi benih unggul, dan modernisasi sistem distribusi menjadi kunci penting menuju kemandirian pangan nasional.
Reina
