
itime.id – Bantul, Yogyakarta. 5 November 2025.
Tak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui bahwa di sebuah perbukitan di wilayah Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat makam para raja dan bangsawan Kesultanan Mataram Islam yang menyimpan sejarah panjang kejayaan Jawa pada masa lampau.
Makam yang dikenal dengan nama Makam Raja-Raja Mataram Imogiri ini dibangun pada abad ke-17 oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja terbesar Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613–1645. Lokasinya berada di atas bukit Merak, sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, dengan akses yang cukup menanjak melalui ratusan anak tangga batu yang sarat nuansa mistik.
Setiap pengunjung yang menaiki tangga menuju puncak akan disuguhi suasana sakral dan arsitektur khas Jawa kuno yang masih terjaga keasliannya. Pintu-pintu kayu berukir, tembok batu putih, serta tata letak makam yang simetris menjadi simbol perpaduan budaya Islam dan tradisi Jawa.
Di kompleks makam ini, terdapat tiga wilayah utama:
- Kompleks Sultan Agung, yang menjadi pusat dan tertua di Imogiri.
- Kompleks Pakualaman, yang diperuntukkan bagi keturunan Paku Alam.
- Kompleks Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, tempat bersemayamnya para raja penerus Mataram.
Menariknya, hingga kini tradisi ziarah ke makam para raja ini masih rutin dilakukan, terutama pada bulan Sura (Muharram) dan menjelang bulan Ramadhan. Banyak peziarah datang dari berbagai daerah untuk berdoa dan mengenang jasa para leluhur bangsa.
Namun, di balik keagungan sejarahnya, makam Imogiri masih belum dikenal luas oleh masyarakat umum, terutama generasi muda. Banyak yang belum menyadari bahwa tempat ini merupakan situs penting yang menjadi simbol pemersatu dua kerajaan besar di Jawa, yakni Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Pemerhati budaya Jawa, R. Suryaningrat, menyebut bahwa situs Imogiri seharusnya menjadi destinasi edukatif sejarah nasional.
“Imogiri bukan sekadar makam, tetapi pusat peradaban Jawa yang menyimpan filosofi kehidupan, kematian, dan kehormatan leluhur. Sudah sepatutnya generasi muda mengenalnya,” ujarnya.
Pemerintah daerah bersama pihak keraton kini mulai mengembangkan kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya berkelas dunia, dengan tetap menjaga nilai-nilai kesakralan yang melekat kuat pada situs tersebut.
Dengan segala keindahan, misteri, dan nilai sejarahnya, Makam Raja Mataram Imogiri menjadi pengingat bahwa kejayaan dan kearifan budaya Jawa masih hidup hingga kini—menunggu untuk lebih dikenal dan dihargai oleh bangsanya sendiri.
