ITime – Pekanbaru Riau, Catatan Redaksi, Entah apa yang salah dengan Provinsi Riau, negeri yang di berkahi Minyak Bumi, Sawit, dan Hutan yang luas serta Sumber Daya Alam ( SDA ) lainnya, seolah tak pernah lepas dari kutukan yang sama ” KORUPSI DI KURSI TERTINGGI KEKUASAAN ”
Dalam kurun waktu dua dekade lebih, Empat orang yang pernah duduk di Kursi Gubernur Riau akhirnya terjerat hukum, dari Saleh Djasid, Rusli Zainal, Annas Maamun hingga terkini Abdul Wahid, semuanya terjerat kasus korupsi yang berbeda, tapi berakar dari penyakit yang sama, Keserakahan dan hilang nya rasa Malu dihadapan rakyat.
Riau bukan Provinsi miskin, tapi ditengah limpahan Sumber Daya Alam, rakyat nya justru sering menjadi penonton dari drama kerakusan para penguasa, infrastruktur seperti, jalan rusak, banguan sekolah banyak yang perlu perbaikan, kemiskinan dan pengangguran, masih menjadi wajah sehari hari dibanyak daerah, sementara itu dibalik meja kekuasaan, anggaran untuk rakyat justru di korupsi oleh orang-orang yang semestinya melindungi dan mensejahterakan mereka.
Apakah ini nasib atau kelalaian ??, apakah system politik yang busuk, atau apakah Moral Pemimpin yang sudah mati rasa ??
Riau seolah tak belajar, dari satu priode ke priode berikut nya, rakyat disuguhi janji janji perubahan, janji janji kesejahteraan saat kampanye, tapi yang datang justru Berita Penangkapan, jabatan publik menjadi arena untuk memperkaya diri. Yang lebih menyakitkan, setiap kali satu Gubernur di tangkap, muncul harapan baru – tapi ternyata untuk diulang lagi dengan cerita yang sama, seperti lingkaran syetan yang tak pernah putus.
Kini Masyarakat Riau punya alasan kuat untuk marah, tapi mereka juga sadar : Perubahan tidak akan datang dari mereka yang menjual Amanah, Perubahan hanya bisa lahir dari rakyat yang berani menolak Korupsi dalam segala bentuk nya – mulai dari bilik suara hingga Ruang Birokrasi,
Empat Gubernur Riau, sudah tumbang karena Korupsi, cukuplah Empat Gubernur yang menjadi pelajaran, jangan sampai Riau mencetak yang ke Lima.
(teguh riau.)
